Nuzul (Turunnya) Allah Ke Langit Dunia Menurut Aqidah Atsariyah
Yurifa Iqbal
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam kitab Aqidah Wasithiyah telah menjelaskan kepada umat suatu kaidah penting yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Ta'alaa. Syaikhul Islam Ibn Taimiyah mengatakan :
وما وصف الرسول به ربه عز وجل من الأحاديث الصحاح التي تلقاها أهل المعرفة بالقبول؛ وجب الإيمان بها كذلك
Dan apa-apa yang
Rasulullah Muhammad ﷺ deskripsikan berupa sifat-sifat Allah عز وجل dalam hadits-hadits shahih yang telah diterima oleh ulama ahli hadits, maka wajib untuk beriman dengan hadits-hadits tersebut.
Diantara sifat Allah yang dideskripsikan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim adalah sifat Nuzul atau turunnya Allah ke langit dunia di sepertiga malam terakhir!
Dalam kitab Ar Risalah Al Wafiyah
الرسالة الوافية
pada halaman 22 - 23 telah disampaikan :
فصل: (في نزوله سبحانه إلى السماء الدنيا)
Nuzul turunnya Allah ke langit dunia.
إن الله ﷻ وتقدست أسماؤه: ينزل في كل ليلة إلى السماء الدنيا في الثلث الباقي من الليل، فيقول: «هل من داع يدعوني فأستجيب له، وهل من سائل يسألني فأعطيه، وهل من مستغفر يستغفرني فأغفر له؟ حتى ينفجر الصبح
Sesungguhnya Allah ﷻ dan Maha Suci Nama-Nya nuzul turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Allah menyeru adakah yang berdoa memohon kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, adakah yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri, adakah pendosa yang meminta ampun beristighfar kepada-Ku maka akan Aku ampuni? Demikian terus sampai terbit waktu Shubuh.
على ما صحت به الأخبار، وتواترت به الآثار عن رسول الله ﷺ
Informasi demikian disebutkan dalam berbagai hadits yang shahih serta berbagai atsar mutawatir dari Rasulullah Muhammad ﷺ.
ونزوله تبارك وتعالى كيف شاء بلا حد ولا تكييف ولا وصف بانتقال ولا زوال
Dan Nuzul turunnya Allah Tabaraka wa Taala sesuai dengan kehendak-Nya, tanpa dibatasi, tanpa di-bagaimana-kan, tanpa berpindah, tanpa ada bergeser dan hilang.
Kemudian di dalam kitab Syarah Aqidah Salaf dan Ashabil Hadits
شرح عقيدة السلف وأصحاب الحديث لعبد العزيز بن عبد الله الراجحي
juz 6 halaman 8 disampaikan :
سئل أبو حنيفة عنه فقال: ينزل بلا كيف
Imam Abu Hanifah ditanya terkait nuzul turunnya Allah maka Imam Abu Hanifah menjawab : Allah nuzul turun tanpa di-bagaimana-kan (tanpa harus ditanya bagaimana caranya).
وقال بعضهم: ينزل نزولًا يليق بالربوبية بلا كيف من غير أن يكون نزوله مثل نزول الخلق بالتخلي والتملي
Sebagian ulama menyatakan : Nuzul turunnya Allah yang sesuai dan layak dengan Ketuhanan Allah tanpa di-bagaimana-kan seperti turunnya selain Allah yaitu turunnya makhluk dengan meninggalkan suatu tempat.
لأنه ﷻ منزه أن تكون صفاته مثل صفات الخلق، كما كان منزهًا أن تكون ذاته مثل ذوات المخلوقين، فمجيئه وإتيانه ونزوله على حسب ما يليق بصفاته من غير تشبيه وكيف
Tidak sama! Karena sifat Allah tersucikan dari keserupaan dengan sifat makhluk, sebagaimana Dzat Allah juga tersucikan dari keserupaan dengan dzat makhluk. Maka sifat majii, ityan (datang) dan nuzul (turunnya) Allah itu SESUAI DENGAN KESUCIAN SIFAT-SIFAT ALLAH tanpa diserupakan dengan makhluk dan tanpa di-bagaimana-kan.
Kemudian di dalam kitab Al I'tiqad
الاعتقاد لابن أبي يعلى
halaman 31 disampaikan :
فإن اعتقد معتقد في هذه الصفات ونظائرها مما وردت به الآثار الصحيحة التشبيه في الجسم والنوع والشكل والطول- فهو كافر
Siapa saja yang meyakini sifat-sifat Allah atau berkaitan dengan Allah -yang telah diinformasikan dalam berbagai atsar hadits yang shahih- ada keserupaannya dengan makhluk baik pada tubuh, jenis, bentuk, model, dan panjang maka dia dihukumi KAFIR!
وإن تأولها على مقتضى اللغة وعلى المجاز فهو جهمي
Dan siapa saja yang mentakwil memalingkan maknanya secara bahasa dan secara majaz maka dia termasuk Jahmiy yang sesat.
وإن أمرها كما جاءت، من غير تأويل، ولا تفسير، ولا تجسيم، ولا تشبيه، كما فعلت الصحابة والتابعون فهو الواجب عليه
Sedangkan siapa saja yang menetapkan sifat-sifat Allah tersebut sebagaimana adanya tanpa diutak-atik maknanya, tanpa ditafsirkan, tanpa digambarkan sebagai sosok tubuh makhluk, tanpa diserupakan dengan makhluk, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah Muhammad ﷺ dan para tabiin, maka demikianlah yang wajib dilakukan.
Dalam kitab Syarah Aqidah Wasithiyah Syaikh Muhammad Khalil Harras
شرح العقيدة الواسطية للهراس
halaman 251 terdapat nukilan Imam Adz Dzahabi bahwa hadits-hadits Nuzul turunnya Allah itu mutawatir yang berfaedah qathi alias pasti!
ويقول الذهبي في كتابه «العلو للعلي الغفار» : إن أحاديث النزول متواترة، تفيد القطع
Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya Al Uluw Lil 'Aliy Al Ghaffar menyatakan bahwa sesungguhnya hadits-hadits nuzul turunnya Allah berstatus mutawatir yang berfaedah qathi alias pasti!
وعلى هذا؛ فلا مجال لإنكار أو جحود
Sehingga berdasarkan hal ini tidak ada ruang untuk mengingkari & menolaknya!
Sekali lagi perlu disampaikan bahwa sifat nuzul turunnya Allah itu SESUAI & LAYAK DENGAN KEAGUNGAN SERTA KEMAHABESARAN ALLAH dan tidak serupa dengan turunnya makhluk!
Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
والله تعالى أعلم بالصواب