Mendapati Tanda Lailatul Qadar, Disebarkan Atau Disembunyikan?
Yurifa Iqbal
Imam Al Baghawi menyatakan di dalam kitab 491/8 تفسير البغوي :
قال المفسرون: «ليلة القدر خير من ألف شهر» معناه: عمل صالح في ليلة القدر خير من عمل ألف شهر ليس فيها ليلة القدر
Para mufassir menyatakan : Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan maknanya adalah amal sholih ketika Lailatul Qadar lebih baik dari amal seribu bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa jangan sampai fokus kita hanya mencari tanda-tanda Lailatul Qadar atau ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang boleh jadi akan melalaikan kita dari menghidupkan malam dengan ibadah! Boleh jadi pula kita keliru dalam menentukan nya!
Meskipun tentu tidak salah juga jika kita melakukan ibadah dan ketaatan sembari mengamati tanda-tanda dari Lailatul Qadar.
Di dalam kitab yang berjudul الصيام آدابه مطالبه فوائده فضائله cetakan Maktabah Jamilah halaman 29 Syaikh Abdullah Sirajuddin Al Husaini menjelaskan :
وينال أجرها من قامها ووافقها ، ولو لم ينكشف له شيء من أنوارها وخصائصها في اليقظة أو المنام
Orang yang beribadah ketika Lailatul Qadar dan bertepatan pula waktunya dengan Lailatul Qadar akan mendapatkan ganjaran pahala Lailatul Qadar, MESKIPUN TIDAK TERLIHAT OLEHNYA CAHAYA SERTA TANDA-TANDA & CIRI-CIRI DARI LAILATUL QADAR, baik itu ketika dia dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur.
Dari keterangan ini dapat kita pahami bahwa orang yang menghidupkan sepertiga malam-malam akhir di bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketaatan untuk memperoleh Lailatul Qadar dan bertepatan waktunya dengan Lailatul Qadar maka akan tetap mendapatkan ganjaran pahala Lailatul Qadar meskipun dia tidak melihat tanda-tanda Lailatul Qadar! Allahu Akbar!
Maka dari itu marilah kita sibukkan diri dan fokuskan diri dengan ibadah dan ketaatan pada sepertiga malam-malam akhir di bulan Ramadhan!
Lalu katakanlah tanda-tanda Lailatul Qadar terlihat dan tampak maka apakah harus dishare dan disebarluaskan? Atau malah disembunyikan? Bagaimana keterangan dari fuqaha?
Di dalam kitab المجموع شرح المهذب juz 6 halaman 461 Imam An Nawawi menjelaskan :
( فرع )
اعلم أن ليلة القدر يراها من شاء الله تعالى من بني آدم كل سنة من رمضان ، كما تظاهرت عليه الأحاديث وأخبار الصالحين بها ، ورؤيتهم لها أكثر من أن تحصر ، وأما قول القاضي عياض عن المهلب بن أبي صفرة الفقيه المالكي لا تمكن رؤيتها حقيقة فغلط فاحش نبهت عليه لئلا يغتر به
( Cabang )
Ketahuilah sesungguhnya Lailatul Qadar dapat dilihat oleh siapa saja yang Allah kehendaki dari kalangan manusia setiap tahun di bulan Ramadhan sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits dan berbagai berita orang-orang shalih terkait Lailatul Qadar serta penglihatan mereka terhadap Lailatul Qadar lebih banyak dari yang dapat dihitung. Adapun pendapat Qadhi Iyadh yang diriwayatkan dari Al Mahlab bin Abi Shafrah seorang faqih madzhab Imam Malik yang menyatakan secara hakikat tidak mungkin Lailatul Qadar dapat dilihat, maka pendapat ini sangat keliru, harus diingatkan agar orang tidak tertipu dengan pendapat ini.
( فرع )
قال صاحب الحاوي : يستحب لمن رأى ليلة القدر أن يكتمها ويدعوا بإخلاص ونية وصحة يقين بما أحب من دين ودنيا ، ويكون أكثر دعائه للدين والآخرة
( Cabang )
Penulis kitab Al Hawi menyatakan : disunnahkan bagi orang yang melihat/mendapati Lailatul Qadar untuk menyembunyikan nya dan dia berdoa kepada Allah dengan ikhlas, niat, dan keyakinan yang benar meminta apa yang diinginkan dan disukai kepada Allah berupa perkara agama dan dunia dan hendaknya mayoritas doa yang diminta kepada Allah adalah terkait perkara agama dan akhirat.
Di dalam kitab فتح المنعم شرح صحيح مسلم juz 5 halaman 64 disampaikan :
وعلى القول برؤيتها قال الحافظ ابن حجر: ويسن لرؤيتها كتمها، هكذا استنبطه السبكي الكبير من هذه القصة
Dan berdasarkan pendapat dapat terlihatnya (tanda-tanda) Lailatul Qadar Imam Al Hafizh Ibn Hajar menyatakan : dan disunnahkan bagi orang yang melihat (tanda-tanda) Lailatul Qadar untuk menyembunyikan nya, ini adalah kesimpulan hukum dari Imam As Subki Al Kabir terkait peristiwa ini.
والحكمة فيه أنها كرامة، والكرامة ينبغي كتمانها بلا خلاف بين أهل الطريق. من جهة رؤية النفس، فلا يأمن السلب، ومن جهة أن لا يأمن الرياء
....
Dan hikmah ditampakkan (tanda-tanda) Lailatul Qadar adalah karena hal tersebut merupakan suatu karamah dan karamah ini selayaknya disembunyikan tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama shufi, dari aspek psikologis (kejiwaan) maka tidak ada jaminan aman dari gangguan dan riya'...
Nah demikianlah pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga kita fokus terhadap ibadah dan ketaatan di sepertiga malam-malam akhir bulan Ramadhan. Seandainya kita melihat tanda-tanda Lailatul Qadar maka disunnahkan untuk tidak menyebarkannya alias menyembunyikan nya.
اللهم إنا نسألك أجر ليلة القدر و فضيلتها. اللهم آميييييين
و الله تعالى أعلم بالصواب